Sabtu, 23 April 2011

gibbus


A.             
                                                              asuhan keperatan anak pada kasus gibbus
                                       
                                           konsep medis

          A. PENGERTIAN GIBBUS

Gibbus/Kyposis adalah lengkungan ke depan punggung atas (bungkuk). Biasanya merujuk pada bungkuk yang berlebihan, lebih dari 40-45 derajat.
Gibbus dapat terjadi sebagai akibat dari perkembangan masalah; penyakit degeneratif, seperti radang sendi tulang belakang; osteoporosis dengan fraktur kompresi tulang belakang atau trauma pada tulang belakang. Ini dapat mempengaruhi anak-anak, remaja dan orang dewasa.
Gibbus kasus ringan dapat menyebabkan beberapa masalah. Tapi kasus yang parah bisa mempengaruhi paru-paru, saraf dan jaringan dan organ lainnya, menyebabkan rasa sakit dan masalah lainnya. Pengobatan untuk gibbus tergantung pada penyebab kelengkungan dan dampaknya.

B.     JENIS-JENIS GIBBUS ATAU KYPOSIS
Secara umum dikenal tiga jenis kifosis.
1.       Congenital kyphosis,
Kelainan bawaan sejak di rahim ibu yang harus diatasi sedini mungkin, sebelum berusia 10 tahun.
2.       Postural kyphosis
Yang paling banyak ditemui (pada remaja putri) dan biasa disebut“bungkuk udang”.
3.       Scheuermann’s khyphosis
(diambil dari nama radiolog Denmark yang pertama kali menandainya). Banyak terjadi di usia belasan tahun terutama pada remaja pria yang terlalu kurus. Bisa mempengaruhi tulang punggung atas dan bawah (panggul).

C.       ETIOLOGI
Ada banyak pemicu Gibbus. Di Indonesia, pemicu terbanyak adalah infeksi,terjangkit
virus atau bakteri, terutama mycobacterium tuberculosis (TBC) yang menyerang tulang
belakang.
Beberapa Gibbus sering terjadi dan dimulai pada masa remaja, anak laki-laki lebih sering terkena dibandingkan anak perempuan. Penyebabnya tidak diketahui. tulang belakang melengkung ke depan satu sama lain. Biasanya pada bagian punggung atas. Akibatnya, terjadi bungkuk.
Gibbus tidak hanyakarena faktor keturunan, melainkan juga dapat di sebabkan oleh:
Bisa disebabkan kecelakaan.
1.      Faktor kebiasaan duduk lama dalam posisi yang tidak tegak.
2.      Sering mengangkat beban yang berat dalam posisi tubuh yang bungkuk.
3.      Orang yang sudah tua, proses osteoporosis atau pengeroposan tulang.
4.      Pola makan yang tidak teratur serta pola nutrisi yang tidak seimbang (kurangnya kalsium dalam tulang)
5.      Kurang aktif atau tidak pernah bergerak,
6.      Merokok dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang
7.      Menderita penyakit hati, serta
8.      menderita penyakit ginjal, karena sering mengkonsumsi obat-obatan.

D.      MANIFESTASI KLINIK
Gibbus biasanya ditandai dengan demam dan nyeri pada tulang belakang serta rasa kaku pada tulang punggung sehingga pasien memiliki keterbatasan untuk bergerak. Gibbus juga sering tidak Menghasilkan gejala-gejala spesifik, yang dapat di lihat dari tanda yang terjadi pada penderita gibbus adalah berubahnya penampilan seorang menjadi kelihatan tidak menarik (bungkuk).


E.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Setelah pemeriksaan dengan dokter, pasien biasanya perlu melakukan beberapa pemeriksaan radiologi untuk mengetahui jenis penyakit yang di derita oleh pasien misalnya :
1.       Foto Rontgen,
2.       MRI (Magnetic Resonance Imagine) dan
3.       EMG (Electro Myo Graphy).
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, baru dapat disimpulkan diagnosanya dan kemudian ditentukan terapinya, apakah perlu dioperasi atau tidak perlu operasi.

F.       PENCEGAHAN
Gibbus dapat dicegah sejak usia dini. Pada usia anak-anak, berlari dan melompat sesering mungkin sangat baik bagi kekuatan tulangnya. Saat anak-anak beranjak remaja, olahraga seperti basket, voli atau sepak bola, akan membuat tulang-tulangnya semakin padat dan kuat.
Kepadatan tulang yang maksimal dicapai pada usia 20 akhir atau awal 30-an baik pada wanita maupun pria. Lewat usia 30 tahun, massa tulang akan berkurang secara bertahap. Karena itu dianjurkan untuk tetap teratur berolahraga untuk mengimbangi proses pelapukan tulang tersebut.
Gerakan yang kompleks seperti aierobic, latihan beban, joging atau berjalan, merupakan olahraga ini akan menghasilkan kepadatan tulang yang lebih tinggi. Untuk hasil yang maksimal, sebaiknya olahraga dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu.
Selain berolahraga secara teratur, asupan kalsium yang cukup juga sangat penting untuk mencegah Gibbus/pelapukan pada tulang. Sumber kalsium terbaik adalah susu. Sumber kalsium lainnya, beberapa jenis ikan, sayuran hijau, susu dan produk-produk susu yang rendah lemak.
Pada wanita menopause, kebutuhan kalsium akan meningkat karena produksi estrogen menurun. Tidak hanya kalsium, tubuh Anda juga membutuhkan vitamin D agar pencegahan osteoporosis berjalan maksimal. Proses penyerapan kalsium di dalam tubuh dibantu oleh vitamin D.
Kebutuhan vitamin D semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Konsumsi vitamin D yang cukup dari berbaai sumber seperti kuning telur, ikan laut dan hati, serta paparan sinar matahari yang mengandung ultraviolet B, akan memaksimalkan penyerapan kalsium.
Gaya hidup seseorang di masa muda juga akan mempengaruhi kesehatan di masa tua. Alkohol dan rokok adalah hal yang harus dihindari jika Anda meninginkan tubuh yang tetap tegak di usia senja. Alkohol diketahui dapat menimbulkan gangguan pada penyerapan kalsium di dalam tubuh, serta mempengaruhi sintesa vitamin D.
Selain itu, minuman yang banyak mengandung kafein seperti kopi dan minuman energi, sebaiknya juga dihindari. Karena kafein yang ada di dalam tubuh akan mengurangi penyerapan kalsium dan menyebabkan kalsium terbuang lebih banyak melalui urin.
Bila Anda telah menjalani gaya hidup sehat sejak dini, maka tubuh yang tetap tegak saat Anda beranjak tua pun bukan lagi merupakan angan-angan.

G.      PENATALAKSANAAN
Tulang bungkuk pada dasarnya bisa perbaiki atau diluruskan. Pada anak-anak lebih
mudah lagi ditangani karena tulangnya masih rawan/lentur
Pengobatan paling sering terdiri dari menggunakan penahan punggung atau tidur di atas kasur keras.
Pada gibbus ringan, punggung bisa diluruskan secara cepat dengan pengobatan, meskipun gejala-gejala tidak bisa diperbaiki. Hal ini tidak jelas apakah pengobatan kyphosis ringan mencegah lengkungan bertambah parah.
Ketika gibbus lebih berat, pengobatan bisa memperbaiki gejala-gejala dan mencegah lengkungan bertambah parah. Jarang terjadi, meskipun dalam pengobatan, kyphosis bertambah buruk terhadap beberapa perluasan dimana operasi dibutuhkan untuk menguatkan punggung.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.      PENGKAJIAN
a)     Data Subyektif
·         Mengeluh demam, badan menggigil
·         Merasa lemah
·         Kulit teraba tebal dan kaku
·         Mengeluh nyeri hebat

b)     Data Obyektif
·         Kulit seluruh tubuh eritema dan eksfoliasi
·         Edema
·         Skuama halus / kasar
·         Rambut rontok
·         Elevated nail
·         Hiperpigmentasi paska inflamasi
c)      Data Penunjang
·         Pemerikasaan histopatologi

B.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk melakukannya. ( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 : 17 ).

Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Gibbus adalah:
1.      Gangguan mobilitas fisik
2.      Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot.
3.      Perubahan konsep diri : Body image.
4.      Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.
( Susan Martin Tucker, 1998 : 445 )

  1. RENCANA KEPERAWATAN.
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 :20 ).
Adapun perencanaan masalah yang penulis susun sebagai berikut :
1.    Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan nyeri.
·           Tujuan          : Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal.
·           Kriteria hasil            :
1)     Klien dapat ikut serta dalam program latihan
2)     Mencari bantuan sesuai kebutuhan
3)     Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.
·      Rencana tindakan
1)     Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.
Rasional : 
Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.
2)     Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi.
Rasional :
Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.
3)     Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara :
§  Mattress
§  Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau kasur busa yang keras yang tidak menimbulkan lekukan saat klien tidur.
Rasional :
Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata.
4)     Mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;
§  Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri (bersandar pada tembok ) maupun posisi menelungkup dengan cara mengangkat ekstremitas atas dan kepala serta ekstremitas bawah secara bersamaan.
§  Menelungkup sebanyak 3 – 4 kali sehari selama 15 – 30 menit.
§  Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas pernapasan.
Rasional :
Di lakukan untuk menegakkan postur dan menguatkan otot – otot paraspinal.
5)     Monitor tanda –tanda vital setiap 4 jam.
Rasional :
Untuk mendeteksi keadaan umum klien.
6)     Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau lecet – lecet.
Rasional :
Deteksi diri dari kemungkinan komplikasi imobilisasi.
7)     Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada kontra indikasi.
Rasional :
Cairan dapat membantu menjaga faeces agar tetap lunak.
8)     Berikan anti inflamasi sesuai program dokter. Observasi terhadap efek samping : bisa tak nyaman pada lambung atau diare.
Rasional :
Obat anti inflamasi adalah suatu obat untuk mengurangi peradangan dan dapat menimbulkan efek samping.
2.    Diagnosa Keperawatan Kedua
Gangguan rasa nyaman : nyeri sendi dan otot sehubungan dengan adanya peradangan sendi.
§  Tujuan                        : Rasa nyaman terpenuhi dan Nyeri berkurang / hilang
§  Kriteria hasil
a.       klien melaporkan penurunan nyeri
b.      menunjukkan perilaku yang lebih relaks
c.       memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang di [elajari dengan peningkatan keberhasilan.
§  Rencana tindakan
1)     Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri; observasi terhadap kemajuan nyeri ke daerah yang baru.
Rasional :
Nyeri adalah pengalaman subjek yang hanya dapat di gambarkan oleh klien sendiri.
2)     Berikan analgesik sesuai terapi dokter dan kaji efektivitasnya terhadap nyeri.
Rasional :
Analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri dan bagaimana reaksinya terhadap nyeri klien.
3)     Gunakan brace punggung atau korset bila di rencanakan demikian.
Rasional :
Korset untuk mempertahankan posisi punggung.
4)     Berikan dorongan untuk mengubah posisi ringan dan sering untuk meningkatkan rasa nyaman.
Rasional :
Dengan ganti – ganti posisi agar otot – otot tidak terus spasme dan tegang sehingga otot menjadi lemas dan nyeri berkurang.
5)     Ajarkan dan bantu dalam teknik alternatif penatalaksanaan nyeri.
Rasional :
Metode alternatif seperti relaksasi kadang lebih cepat menghilangkan nyeri atau dengan mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang.


3.    Gangguan citra tubuh sehubungan dengan gangguan struktur tubuh.
·                                                   Tujuan :Klien dapa mengekspresikan perasaannya dan dapat menggunakan koping yang adaptif.
·                                                   Kriteria hasil               :          
Klien dapat mengungkapkan perasaan / perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi perubahan citra.
·      Rencana tindakan
a.       Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan. Perawat harus mendengarkan dengan penuh perhatian.
Rasional :
Meningkatkan harga diri klien dan membina hubungan saling percaya dan dengan ungkapan perasaan dapat membantu penerimaan diri.
b.      Bersama – sama klien mencari alternatif koping yang positif.
Rasional :
Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.
c.       Kembangkan komunikasi dan bina hubungan antara klien keluarga dan teman serta berikan aktivitas rekreasi dan permainan guna mengatasi perubahan body image.
Rasional :
Memberikan semangat bagi klien agar dapat memandang dirinya secara positif dan tidak merasa rendah diri.

4.    Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan perawatan di rumah.
·         Tujuan                    : Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah.



·         Kriteria hasil          :
a.    Klien dapat memperagakan pemasangan dan perawatan brace atau korset
b.    Mengekspresikan pengertian tentang jadwal pengobatan
c.     Klien mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit.
·         Rencana tindakan
1.    Diskusikan tentang pengobatan : nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya.
2.    Peragakan pemasangan dan perawatan brace atau korset.
3.    Perbanyak diet nutrisi dan masukan cairan yang adekuat.
4.    Tekankan pentingnya lingkungan yang aman untuk mencegah fraktur.
5.    Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit, peningkatan nyeri dan mobilitas.
6.    Tingkatkan kunjungan tindak lanjut dengan dokter.

  1. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
Yaitu perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan di implementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil.
Komponen tahap Implementasi:
    1. tindakan keperawatan mandiri
    2. tindakan keperawatan kolaboratif
    3. dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan. ( Carol vestal Allen, 1998 : 10
  1. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan hasil – hasil yang di amati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan komponen tahap evaluasi.
a.       pencapaian kriteria hasil
b.      ke efektipan tahap – tahap proses keperawatan
c.       revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan.
Adapun kriteria hasil yang di harapkan pada klien Spondilitis tuberkulosa adalah:
1.      Adanya peningkatan kegiatan sehari –hari ( ADL) tanpa menimbulkan gangguan rasa nyaman .
2.      Tidak terjadinya deformitas spinal lebih lanjut.
3.      Nyeri dapat teratasi
4.      Tidak terjadi komplikasi.
5.      Memahami cara perawatan dirumah


















DAFTAR PUSTAKA

KEHAMILAN NORMAL


ini hanya contoh askep  
ANATOMI DAN FISIOLOGI KEHAMILAN

*      Terjadinya kehamilan
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih / spermatozoa pria.
2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal individu baru.
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin dsb. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan. Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi DAN organ organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan hormonal tersebut.
*      Perubahan pada organ-organ sistem reproduksi
·         Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelentura uterus.Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
- kehamilan 8 minggu : telur bebek
- kehamilan 12 minggu : telur angsa
- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
- kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
- kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
- kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
- 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
·         Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
·         Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
·         Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)
*      Peningkatan berat badan selama hamil
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.  Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
*      Perubahan pada organ-organ sistem tubuh lainnya
Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan hemodinamik maternal, meliputi :
- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
- anemia relatif
- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
- tekanan darah arterial menurun
- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
                  kehamilan
- volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
- volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah         secara perlahan sampai akhir
*      kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
- penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
   peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
- penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW total body water
- akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
- akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat sampai 20 - 40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan. Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
- ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
- produksi glukosa dari hati menurun
- produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
- aktifitas ekskresi ginjal meningkat
- efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,   hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.


Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Perubahan Psikis
Sikap / penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga kesehatan/ keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya. Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain) Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
*      Diagnostik kehamilan
Berdasarkan perubahan-perubahan anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal yang mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada diagnosis kehamilan. Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :
1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda diperiksa dengan palpasi)
3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+). Jika (-) curiga mola hidatidosa.
5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging (ultrasonografi)
7. perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar sign)
8. kurva suhu badan meningkat
9. tes urine B-hCG (Pack’s test / GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.
10. Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi.
11. perasaan mual dan muntah berulang, morning sickness.
12. perubahan payudara








 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL ( FISIOLOGIS )

A.     Pengkajian
1.      Identitas klien
Nama                                 : Ny.””
Umur                                 : 28 thn
Jenis kelamin                     : laki – laki
Agama                               : islam
Status perkawinan              : Menikah
Pendidikan                         : SMA
Pekerjaan                           : Ibu rumah tangga
Alamat                               : Jln. banta-bantaeng L 5 no 3
2.      Identitas penanggung jawab
Nama                                 : Tn “”
Umur                                 : 35 tahun
Jenis kelamin                     : Laki laki
Pendidikan                                     : S.1
Pekerjaan                           : Pegawai swasta
Alamat                               : jln.banta-bantaeng  L 5 no 3
Hub. Dengan klien                         : suami
B.     Riwayat perkawinan : kawin 1x selama 1 tahun
C.     Riwayat kesehatan saat ini : tidak sedang menderita sakit tertentu
D.    Riwayat Medis :
Masa lalu : belum pernah dirawat di rumah sakit, belum pernah menderita penyakit menular/menahun seperti kencing manis, tekanan darah tinggi, asma, dll.
E.     Keluarga : Tidak ada yang menderita penyakit[
F.       Riwayat Obstetri :
a. Menarche umur 14 tahun
b. Lama haid 7 hari ( volume normal ), ganti pembalut 2x sehari ( teratur tiap bulan, tidak ada keluhan ).
c. HPHT : 11 Desember 2007
    HPL : 18 Desember 2008
G.     Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan sekarang :
Ibu umur 23 tahun G1PoAo hamil………..ANC 1 x TTo
Hcg ( + ) 11 Januari 2008 keluhan mual muntah setiap pagi tidak lebih dari 5x. tidak mengkonsumsi jamu.sebelumnya ibu tidak pernah hamil .
H.     Riwayat kontrasepsi : belum pernah menggunakan alat kontrasepsi ( – )
I.        Pemeriksaan fisik
a)      Keadaa umum                        : baik, sadar
1.      Kesadaran                        : komposmentis
TB : 160 cm
BB sebelum : 48 kg BB sesudah : 48 kg
TTV
TD            : 120/80 mmHg
N              : 80x/menit
S               : 370C
P               : 20x/ menit
2.       Kepala
I                 : - bentuk kepala mesochepal
                    - rambut hitam dan bersih
P                : - tidak terdapat nyeri tekan
                    - tidak Nampak adanya benjolan
3.      Wajah
I                 : -  terdapat cloasma gravidarum pada wajah
P                : - tidak terdapat nyeri tekan
                    - tidak Nampak adanya benjolan
4.      Mata
I                 : - bentuk mata simetris kiri dan kanan
                    - konjungtiva baik
                    - penglihatan normal ( kesegalah arah )
P                : - tidak terdapat nyeri tekan
                    -tidak Nampak adanya benjolan
5.      Telinga
I                 : - tidak terdapat peradangan
              - pendengaran normal
              - bentuk simetris kiri dan kanan
P                : - tidak terdapat nyeri tekan
                    -tidak Nampak adanya benjolan
6.      Hidung
I                 : - bentuk hidung simetris kiri dan kanan
                    - tidak Nampak adanta radang
P                : - tidak terdapat nyeri tekan
                    -tidak Nampak adanya benjolan

7.      Mulut
I                 :   - mukosa bibir dan mulut kering
-    gigi graham Nampak berlobang
8.      Leher
I                 : - tidak Nampak adanya pembesaran kelenjar rtiroid
                    - tidak Nampak adanya tekanan vena jongularis
P                : - tidak terdapat nyeri tekan
                    - tidak Nampak adanya benjolan
9.      dada
I                 : - hiperpigmentasi pada aerola mammae
                    - puting susus lebih menonjol dan keras
P                : - tidak terdapat nyeri tekan 
10. Jantung
I                 : - ictus cordis tidak Nampak
P                : - ictus cordis tidak terba
P2              : - terdengar bunyi pekak
A               : - bunyi jantung 1 dan 2 murni ( regular )

11.  Abdomen
I                 : - abdomen tampak membesar karena pembesaran uterus
  - terdapat linea nigra
P                 : - LI    : TFU ½ dari simphisis phubis ke pusat, teraba bokong
                             - LII  : Punggung kanan
                             - LIII : Teraba kepala
                             - LIV : Belum masuk PAP
P                 :
A                  : DJJ ( + ) dengan stetoskop Laennec
  J. Persepsi dan Konsep Diri
       - Suami dan keluarga sangat mengharapkan kehamilan ini
       - Adat istiadat tidak ada yang menentang kehamilan
       - Ibu tidak mengetahui tentang kehamilan dan perawatan kehamilan
  K. Persepsi dan Konsep Diri
       - Suami dan keluarga sangat mengharapkan kehamilan ini
       - Adat istiadat tidak ada yang menentang kehamilan
       - Ibu tidak mengetahui tentang kehamilan dan perawatan kehamilan
 L.  Psikologi :   Ibu merasa was was dengan kehamilannya
M.  Pola kebiasaan
a. Nutrisi : tidak ada gangguan
    Makan : selama 1 minggu kurang nafsu Makan dan hanya 2x sehari (porsi kecil)
         Minum : 9 gelas/hari
b. Eliminasi : BAB 1 X/hari, BAK 4-5X/hari
d. Istirahat : Ibu tidur malam 8 jam/hari
e. Kebersihan : mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/minggu


KLASIFIKASI DATA
Data subjektif :
o   Klien mengatakan mual / muntah 5x sehari
o   Klien mengatakan nafsu makan berkurang
o   Klien mengatakan was was dengan keadaanya
Data objektif :
o   Turgor kulit jelek
o   Mukosa bibir dan mulut kering
o   Klien Nampak lemah
o   klien hanya makan 2x sehari dan porsi tidak di habiskan
o   Klien sering bertanya tentang keadaannya
o   Klien Nampak cemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
·         Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah setiap hari
·         Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang nafsu makan
·         Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran ibu dengan kehamilan pertamanya






RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
Tanggal di temukan
Diagnosa keperawatan
Tujuan
intervensi
Rasional
1
2 februari 2010
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah setiap hari, yang di tandai dengan :
Ds:
-        Klien mengatakan mual muntah 5x sehari .
Do :
-       Turgor kulit jelek
-       Mukosa bibir dan mulut kering







Devisit cairan dan elektrolit teratasi, dengan criteria :
1.Tanda-tanda dehidrasi tidak ada,
2.mukosa mulut dan bibir lembab.
3.Mual muntah berkurang

a)      Observasi tanda-tanda vital.




b)      Anjurkan ibu untuk menkonsumsi buah yang mengandung banyak air

c)      Anjurkan ibu untuk banyak minum air
a)  Dapat menunjukkan terjadinya edema.




b)  Buah dapat meningkatkan selera makan ibu dan dapat memenuhikebutuhan cairan dan elektrolt
c)  Dengan banyak minum air dapat mengurangi dehidrasi


2
2 februari 2010
Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang nafsu makan , yang ditandai dengan :
Ds:
-      Klien mengatakan selera atau  nafsu makannyaberkurang
Do:
-      Klien Nampak lemah
-      klien hanya makan 2x sehari dan porsi tidak di habiskan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan criteria :
a)Nafsu makan klien membaik
b)                  Porsi makan di habiskan

a)                  Berikan nasehat pada klien tentang pentingnya gizi bagiu ibu hamil.
b)                  Anjurkan klien makan dengan porsi sedikit tapi sering dan banyak mengandung serat dan vitamin
c)                  Anjurkan klien untuk makan makanan dalam keadaaan hangat




a)  Menambah wawasan dan menyadarkan klien tentang pentingya gizi

b)  Porsi sedikit tapi sering tidak membuat ibu bosan





c)  Makanan hangat dapat menggugah selera makan ibu.

3
2 februari 2010
Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran ibu dengan kehamilan pertamanya, yang  di tandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan was was dengan keadaanya
Do:
- Klien sering bertanya tentang keadaannya
- klien Nampak cemas



Kecemasan berkurang dengan criteria:
- klien mengerti tentang keadaannya
- klien tidak cemas lagi
a)    Beri informasi pada klien tentang keadaannya



b)   Jelaskan pada klien bahwa yang terjadi pada dirinya merupakan hal yang fisiologis

c)    Anjurkan ibu untuk banyak istrahat dan tidak banyak pikiran


a)  Menambah wawasan klien tentang kehamilan dan hal hal yang terjadi pada primigravidarum

b) Mengurangi tingkat kecemasan klien





c)  Banyak pikiran dapat mempengaruhi perkembangan janin.




IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No
Dx
jam
Implementasi
evaluasi
1
1
09.00
a)      Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil :
TTV:
TD  : 120/800 mmHg
N     :  680x / menit
S     : 370C
P      : 20x / menit
b)      Menganjurkan ibu untuk ibu melaksanakan apa yang di anjurkan mengkonsumsi buah yang mengandung banyak air.
Hasil : selera makan klien belum baik
c). menganjurkan ibu untuk banyak minum air
Hasil : ibu baru bisa mengkonsumsi air sebanyak 9 gelas perhari
S :
-    Klien mengatkan masih sering muntah
O:
-    Mukosa mulut/bibir masih Nampak kering.
A:
-    Masalah  belum teratasi

P :
Lanjutkan   intervensi a,b,dan c
2
2
10.00
a)   memberikan nasehat pada klien tentang pentingnya gizi bagiu ibu hamil.
Hasil : klien mengerti apa yang di jelaskan
b)   menganjurkan klien makan dengan porsi sedikit tapi sering dan banyak mengandung serat dan vitamin
Hasil : selera makan mulai membaik ( porsi makan belum di habiskan )
c)   menganjurkan klien untuk makan makanan dalam keadaaan hangat
Hasil : klien melaksanakan apa yang di anjurkan 

S :
-    Klien mengatkan nafsu makannya belum membaik
O:
-    Porsi makan belum di habiskan
A:
-    Masalah  belum teratasi

P :
Lanjutkan   intervensi a,b,dan c
3
3
11.00
a)      memberi informasi pada klien tentang keadaannya
Hasil : klien belum terlalu mengerti informasi yang di berikan
b)      Menjelaskan pada klien bahwa yang terjadi pada dirinya merupakan hal yang fisiologis
Hasil :klien beluim terlalu mengerti apa yang di jelaskan
c)      menganjurkan ibu untuk banyak istrahat dan tidak banyak pikiran
Hasil: klien masih merasa was was dengan keadaannya


S :
-    Klien mengatkan masih was was dengan keadannya
O:
-    Klien Nampak cemas
A:
-    Masalah  belum teratasi

P :
Lanjutkan   intervensi a,b,dan c